Perkembangan dunia bisnis khususnya dalam perekonomian digital, tampaknya mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidaknya hanya di luar negeri, tapi juga di dalam negeri.
Selain pengguna internet yang semakin melonjak tinggi, hal di atas bisa dilihat dari menjamurnya perusahaan rintisan atau startup, serta banyaknya para investor yang dengan senang hati menyuntikkan dananya kepada para pemegang jabatan startup.
Selain pengguna internet yang semakin melonjak tinggi, hal di atas bisa dilihat dari menjamurnya perusahaan rintisan atau startup, serta banyaknya para investor yang dengan senang hati menyuntikkan dananya kepada para pemegang jabatan startup.
Dalam dunia startup, terdapat enam tingkatan yang diukur berdasarkan nilai evaluasi perusahaan. Apa saja tingkatan dari perusahaan rintisan ini? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
6 Level Valuasi Perusahaan Rintisan
Dalam dunia startup, ada 6 jenis pengklasifikasian yang dibagi berdasarkan nilai valuasi perusahaan.
1. Cockroach
Tingkat valuasi pertama dari perusahaan rintisan adalah Cockroach. Adapun nilai valuasi startup Cockroach tidak lebih dari USD$ 10 juta.
Pada tingkat ini, startup baru saja dibentuk, sehingga ekosistem di perusahaan masih terbilang berantakkan dengan pengeluaran yang rendah.
2. Pony
Apabila startup berhasil mendapatkan valuasi perusahaan di atas USD$ 10 juta, maka perusahaan tersebut dapat dikategorikan sebagai perusahaan Pony.
Dalam tahap ini, perusahaan sudah mulai mencoba untuk menghasilkan pendapatan dengan produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Perusahaan rintisan Pony harus bisa masuk ke dalam pasar. Mencoba meyakinkan para klien dan masyarakat, agar mau menggunakan produk atau jasa mereka.
3. Centaurs
Pada tahap ini, perusahaan rintisan sudah mulai berkembang cukup pesat. Dan, jika startup berhasil mendatangkan valuasi perusahaan sebesar USD$ 100 juta, maka perusahaan tersebut naik tingkat menjadi perusahaan Centaurs.
Di Indonesia sendiri, ada kurang lebih 27 startup yang memegang valuasi nilai Centaurs, dan terus mengalami perkembangan.
4. Unicorn
Unicorn merupakan valuasi perusahaan yang paling banyak di Indonesia. Perusahaan Unicorn merupakan perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi perusahaan sebesar USD$ 1 miliar hingga USD$ 10 miliar.
Unicorn merupakan valuasi perusahaan yang paling banyak di Indonesia. Perusahaan Unicorn merupakan perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi perusahaan sebesar USD$ 1 miliar hingga USD$ 10 miliar.
Banyak dari perusahaan rintisan yang bertahan hanya pada nilai valuasi Pony atau Centaurs, dan sedikit dari mereka yang berhasil menempati valuasi Unicorn.
Sebelum menjadi perusahaan Unicorn, perusahaan rintisan ini tentu banyak mengalami rintangan. Mulai dari pergantian CEO, investor yang mulai kehilangan minat, bahkan tingkat keluar masuknya pegawai sangat tinggi.
Tapi, jika perusahaan rintisan sudah masuk ke dalam posisi Unicorn, maka bisa dipastikan ekosistem perusahan telah terbentuk dengan sempurna.
5. Decacorn
Istilah ini diambil dari penyebutan hewan mitologi berbentuk kuda bersayap. Kuda memang dikenal sebagai hewan yang melambangkan kejayaan dan kekayaan, sedangkan sayap merupakan tujuan perusahaan agar bisa mengudara dalam waktu yang lama.
Decacorn merupakan kategori valuasi perusahaan rintisan yang memiliki nilai di antara USD$ 10 hingga USD$ 100 miliar. Beruntung, Indonesia memiliki GOJEK yang sudah resmi masuk ke dalam kategori Decacorn. Menjadikannya perusahaan rintisan pertama bernilai Decacorn di Indonesia.
6. Hectocorn
Hectocorn merupakan nilai valuasi perusahaan terakhir, dan menjadikannya sebagai perusahaan raksasa yang memiliki nilai lebih dari USD$ 100 miliar.
Adapun contoh dari perusahaan Hectocorn ini adalah Apple, Google, Amazon, Facebook, dan Microsoft.
3 Contoh Perusahaan Unicorn di Indonesia
1. Traveloka
Perusahaan Unicorn pertama datang dari Traveloka. Siapa sih yang tidak mengenal Traveloka? Salah satu startup yang berhasil memikat hati para traveller, dengan beragam promo tiket pesawat menarik, dan harga penginapan yang oke punya.
Sekilas informasi tentang Traveloka, Traveloka merupakan hasil buah pemikiran dari Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan albert Zhang yang didirikan pada tahun 2012.
Lalu, pada tahun 2017, Traveloka berhasil mendapatkan suntikan dana dari perusahaan yang memiliki lini bisnis yang sama yaitu Expedia, sekaligus membuat Traveloka menjadi salah satu perusahaan Unicorn di Tanah Air.
2. Tokopedia
Perusahaan rintisan yang kini telah bergabung bersama GOJEK ini, juga termasuk salah satu startup Unicorn yang bergerak dalam industri jual beli online.
Startup yang dibangun oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison itu, menjadi salah satu marketplace favorit warga Indonesia, khususnya dalam urusan transaksi jual beli online, pembayaran tagihan, hingga menjadi tempat terpercaya untuk membangun bisnis online.
Adapun total investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan hijau tersebut adalah sebesar USD$1,1 milyar.
3. Bukalapak
Kompetitor dari Tokopedia ternyata juga tidak mau tertinggal. Marketplace all-in-one buatan Achmad Zaky, Fajrin Rasyid, dan Nugroho Herucahyono ini berhasil menjadi perusahaan Unicorn terbesar selanjutnya di Indonesia.
Setelah melepas sahamnya ke lantai bursa efek, Bukalapak semakin berjaya, dan memantapkan visi misinya dalam memberdayakan masyarakat Indonesia, khususnya para pelaku usaha kecil menengah.
Setelah melepas sahamnya ke lantai bursa efek, Bukalapak semakin berjaya, dan memantapkan visi misinya dalam memberdayakan masyarakat Indonesia, khususnya para pelaku usaha kecil menengah.
Walau dulu sempat diisukan gulung tikar, nyatanya sekarang Bukalapak membalikkan keadaan pasar, dan membuat mereknya tetap menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia dalam bermitra, dan mengembagkan bisnis digital.