Penerapan optimasi penjualan dengan rumus AIDA sekarang menjadi solusi cerdas menurut berbagai pendapat pakar. Sehingga para entrepreneur pemula sering mencoba untuk mempelajarinya.
Sebenarnya penerapan AIDA sudah ada sejak lama namun sekarang diganti istilah agar lebih cathy. Mengapa hal ini dilakukan karena untuk menarik minat pengusaha muda untuk bergerak.
Potensi ekonomi Indonesia saat ini sedang berada pada puncaknya. Generasi muda juga berada pada puncak produktivitas dan kreativitasnya. Sehingga akan sangat disayangkan jika usaha mandiri tidak didirikan oleh golongan tersebut.
Bagi Sobat Lakuuu yang ingin mencoba menjadi seorang pengusaha tentu saja dapat menerapkan metode tersebut. Aida sudah menjadi bentuk sederhana sehingga mudah dalam mempelajarinya.
Kami disini akan mencoba membantu agar pemahaman terkait AIDA bisa lebih optimal. Tentu saja Sobat Lakuuu nanti bisa cepat menerapkannya di lapangan pada saat sudah memahaminya.
Tentu saja rumus tersebut sudah disesuaikan agar dapat diintegrasi dan implementasikan pada perdagangan berbasis digital. Sehingga sesuai dengan zaman dan tepat guna sesuai kebutuhan pasar.
Karena ketika menerapkan metode terlalu tua maka besar kemungkinan nanti akan gagal. Oleh karena itu pahami secara tepat apa saja yang berkaitan dengan AIDA agar muda dalam menerapkannya.
Memahami Metode Penjualan dengan Rumus AIDA
Ada empat pokok penting AIDA sesuai dengan namanya yang perlu Sobat Lakuuu ketahui. Kami akan menjelaskan semua pokok tersebut agar Sobat Lakuuu lebih mudah dalam mengimplementasikannya.
1. Attention
1. Attention
Sebuah brand atau produk perlu mendapatkan perhatian dari para calon konsumen. Jadi ketika membuat sebuah produk pastikan bahwa orang-orang mengetahui bahwa itu ada secara nyata.
Berbagai hal dapat dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat. Mulai dari pendekatan media digital maupun konvensional sehingga dapat menjadi sebuah trending menarik.
2. Interest
2. Interest
Setelah berhasil menarik perhatian dari para calon pembeli maka perlu ditingkatkan daya tariknya. Penjualan dengan rumus AIDA memerlukan point of interest tinggi agar brand bisa dikenal dan laku.
Untuk menarik minat perlu difokuskan selling point baik dari segi fitur maupun fungsi dari produk. Ketika orang mengetahui keduanya maka minat mereka juga akan ikut naik.
3. Desire
3. Desire
Secara natural setelah makhluk memiliki interest pada sesuatu maka akan muncul desire. Calon konsumen akan semakin menginginkan produk yang dijual apabila selling point cocok dengan kebutuhannya.
Ini adalah titik berat dimana seorang calon pembeli harus merasa butuh pada sebuah produk. Jadi usahakan agar barang atau jasa yang dipasarkan ini banyak dicari karena menjadi solusi permasalahan.
4. Action
Setelah mereka tidak mampu membendung keinginan untuk mendapatkan barang atau jasa tersebut maka action akan terjadi. Sebuah produk akan dibeli oleh konsumen tersebut karena sadar akan kebutuhannya.
Dengan penerapan empat rumus tersebut maka Sobat Lakuuu bisa memaksimalkan potensi pemasaran dari sebuah produk barang maupun jasa. Setiap poinnya harus diimplementasikan secara tepat.
Apakah Penerapan Penjualan dengan Rumus AIDA Tepat
Jawabannya adalah belum tentu karena setiap poin harus relevan terhadap target pasar. Meskipun AIDA sudah diterapkan namun ketika relevansi dan target tidak sesuai tentu saja hasil pemasarannya tetap tidak optimal.
Oleh karena itu untuk menerapkan rumus tersebut memang perlu ketelitian lebih. Sobat Lakuuu perlu memperhatikan bahwa antara poin pertama hingga terakhir memiliki relevansi atau keterkaitan.
Misalnya kita akan menjual sebuah produk berupa tas dengan target pasar generasi muda usia antara 18 hingga 25 tahun. Tentukan pendekatan yang tepat agar memperoleh atensi dari golongan tersebut.
Sebagai contoh menaikkan penjualan dengan rumus AIDA adalah menerapkan pendekatan sosial media. Sobat Lakuuu bisa memposting meme atau jargon yang relevan dengan generasi tersebut.
Jadi mencari atensi juga perlu ketepatan agar sesuai target pasarnya. Setelah mendapatkan cloud yang cukup maka interaksi dapat ditingkatkan secara maksimal menggunakan media sosial.
Sobat Lakuuu dapat mengambil contoh pendekatan yang pernah dilakukan oleh wendys. Menggunakan posting meme dan jargon yang relatable dengan target pasar mereka mampu meningkatkan penjualan.
Terlihat konyol dan murah memang, namun inilah yang sekarang menarik minat banyak orang. Semakin murah dan mudah diingat sebuah interaksi antara company dan consumer maka atensi akan meningkat.
Menilai Efektivitas Penjualan dengan Rumus Aida
Ketika ingin menilai efektivitas sebuah strategi maka kita perlu menghitung antara berapa campaign cost dan peningkatan sales. Misalnya jika kita meningkatkan campaign cost sebanyak 10 persen maka target sales harus di atasnya.
Jika kenaikan penjualan tidak mencapai dua kali lipat dari campaign cost maka efektivitasnya tidak sampai 100 persen. Inilah yang perlu dipegang para entrepreneur muda agar sukses menjalankan bisnisnya.
Ketika menggunakan rumus AIDA perlu dilihat bahwa campaign cost sangat murah. Menggunakan media sosial dan digital lainnya tentu tidak banyak mengeluarkan tenaga dan sumber daya.
Sobat Lakuuu bisa memanfaatkan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang digital campaign. Ketika mempekerjakan pakar profesional seperti ini tentu saja cost akan lebih irit secara keseluruhan.
Memang kelihatannya mahal di awal namun setelah dihitung kembali ternyata jauh lebih murah. Bayangkan saja jika Sobat Lakuuu tidak memiliki kemampuan dalam bidang digital campaign.
Pasti ini akan menjadi salah satu batu sandungan yang menguras banyak sumber daya bisnis. Belum tentu juga hasilnya bisa optimal karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan terkait.
Secara teori ketika AIDA diimplementasikan menggunakan media digital atau sosial efektivitasnya sangat tinggi. Tinggal bagaimana pelaku mengeksekusinya secara langsung dan melihat hasilnya.
Akan jauh lebih mudah menggunakan jasa dari pihak ketiga agar tidak terlalu memusingkan kepala. Jadi peningkatan penjualan dengan rumus AIDA bisa diimplementasikan secara optimal dan membawa dampak positif.