Cukup banyak usaha yang rugi bahkan tutup akibat pandemi, namun Sobat Lakuuu dapat mengatasinya bila tahu tips UMKM bertahan di masa pandemi. UMKM menjadi penggerak perekonomian Indonesia.
Hal ini dikarenakan jumlah UMKM yang begitu banyak sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian. Selain itu jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor ini juga sangat besar, mencapai 96,92% tenaga kerja.
Bila UMKM banyak yang rugi bahkan gulung tikar akibat pandemi, perekonomian juga tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu UMKM harus berbenah dan melakukan perbaikan agar tetap bertahan di masa pandemi.
Tips UMKM Bertahan di Masa Pandemi
Beberapa tips berikut ini dapat diaplikasikan bagi UMKM agar tetap dapat bertahan di masa pandemi. Kuncinya adalah teknologi informasi, inovasi dan efisiensi anggaran.
1. Membuat Strategi sesuai Analisa SWOT
Usaha yang baik memiliki perhitungan strategi yang cermat. Strategi yang dibuat berdasarkan kondisi usaha yang akurat. Dalam hal ini, UMKM dapat menggunakan analisa SWOT.
Analisa SWOT adalah alat bantu sederhana untuk mengetahui Strength (Kekuatan dari dalam diri), Weakness (Kelemahan dari dalam diri), Opportunity (Kesempatan dari luar) dan Threat (Ancaman dari luar).
Setelah dilakukan pemetaan, diketahui posisi UMKM sedang berada di mana dan akan menuju ke mana. Sehingga strategi yang dibuat lebih terarah, ini juga dimaksudkan agar tips UMKM bertahan selanjutnya dapat efektif.
2. Melakukan Inovasi
Inovasi adalah hal baru yang dapat membawa manfaat. Untuk menarik konsumen, inovasi penting dilakukan. Selain untuk memberikan hal baru, inovasi menjadi pembeda bisnis Sobat Lakuuu dengan bisnis lain yang sejenis.
Inovasi dapat dilakukan dalam semua aspek, bukan hanya pada produk namun juga pemasaran, penghantaran, pelayanan.
3. Pemasaran melalui Media Digital
Salah satu inovasi yang seharusnya dilakukan dalam masa pandemi adalah pemasaran melalui media digital. Transformasi dari bisnis offline ke online harus dilakukan.
Pemasaran tidak semuanya berbayar, UMKM dapat mengandalkan pemasaran organik menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube dll. Dengan konten yang menghibur dan bermanfaat, pasti banyak orang yang suka.
4. Memanfaatkan Marketplace dan E-Commerce
Pada masa pandemi seperti saat ini, banyak orang melakukan aktivitas di rumah. Mulai dari sekolah, belajar, bekerja sampai berbelanja. Kesempatan ini juga sebaiknya diambil oleh UMKM.
Yaitu dengan memanfaatkan marketplace dan e-commerce untuk menjangkau konsumen yang berbelanja dari rumah. Terlebih UMKM di bidang makanan, bergabung dengan marketplace wajib dilakukan.
5. Gabung ke Komunitas
Komunitas menjadi wadah bagi para UMKM untuk berkumpul. Dengan ikut bergabung, Sobat Lakuuu dapat memperluas jaringan bisnis serta berbagi informasi. Agar kesempatan lain dapat terbuka.
6. Melakukan Efisiensi Anggaran
Mengatur ulang dan merencanakan anggaran dengan matang harus dilakukan di masa pandemi. Pengeluaran yang tidak efektif dan tidak semestinya harus dapat dipangkas. Efisiensi anggaran adalah bagian penting dari tips UMKM bertahan.
Kebijakan keuangan sebaiknya dibuat berdasarkan data keuangan meliputi kas masuk dan kas keluar. Agar terlihat dengan jelas biaya yang semestinya bisa dihemat dan penghematan setelah perbaikan.
Strategi UMKM di Era New Normal
New normal adalah perilaku yang berubah dalam kebiasaan sehari – hari agar tetap dapat beraktivitas di tengah pandemi Covid. Ini dilakukan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan virus Covid.
Menghadapi kenyataan yang demikian, mau tidak mau UMKM harus menyesuaikan. Agar tidak ketinggalan, berikut ini adalah strategi yang dapat diterapkan di era new normal. Kuncinya adalah usaha patuh pada protokol kesehatan dan go digital.
1. Usaha yang Patuh Protokol Kesehatan
Patuh pada protokol kesehatan harus menjadi perhatian pelaku UMKM. Hal ini dimaksudkan agar dampak virus Covid tidak bertambah luas. Sehingga kegiatan pasar dan jual – beli dapat berjalan dengan normal.
Protokol kesehatan dikenal dengan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun. Melihat anjuran ini, UMKM harus:
- Sebelum masuk ruangan, ada tempat cuci tangan.
- Menata ulang layout agar pembeli tidak berdesakan, ada jarak aman antar pembeli. Ini dapat disiasati dengan mengurangi meja, kursi atau display barang yang dipajang.
- Memberi papan informasi bagi pelanggan untuk menggunakan masker.
- Sebelum masuk ke ruangan, ada cek suhu tubuh.
- Lebih menjaga kebersihan produk dan lingkungan. Utamanya bagi UMKM di bidang kuliner, lebih menjaga kebersihan peralatan, karyawan dan lingkungan kerja.
2. Melakukan Go Digital
Seperti penjelasan pada tips UMKM bertahan, transformasi dari offline ke online memang tidak bisa dihindari. Adanya pandemi Covid menjadi triger agar UMKM segera berbenah. Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk go digital adalah:
- Mencatatkan Alamat Usaha di Google Map
Situs pencarian Google telah menjadi rujukan bagi konsumen untuk mencari produk. Informasi kontak yang lengkap beserta alamat usaha memudahkan konsumen untuk menemukannya.
- Memiliki Akun Media Sosial
Media sosial menjadi tempat yang sangat digemari anak muda. Konten yang segar, informatif dan menarik dapat menarik mereka menjadi follower akun Sobat Lakuuu.
Konten yang bagus dan strategi soft selling dan hard selling pasti bisa menaikkan traffic penjualan Sobat Lakuuu. Banyak UMKM yang sudah mempraktekkan ini pada tips UMKM bertahan dan penjualannya meningkat.
- Menjual Produk di Marketplace
Sebagai tempat yang mempertemukan penjual dan pembeli di dunia maya, beragam produk dijual di marketplace. Penting bagi Sobat Lakuuu untuk mendaftarkan usahanya agar mudah ditemukan.
- Membuat Website Usaha
Website digunakan untuk menaikkan citra usaha Sobat Lakuuu agar terlihat lebih profesional. Dengan memiliki website, konsumen tidak memandang sebagai bisnis rumahan namun lebih besar, profesional dan dapat berkembang.
Pandemi Covid memberikan pengaruh cukup signifikan pada kegiatan perekonomian. Banyak usaha mengalami kerugian bahkan sampai tutup. Untuk mengatasinya. UMKM harus berbenah melakukan tips UMKM bertahan di masa pandemi.